Olahraga berkuda dapat dikaitkan dengan agama Islam melalui prinsip-prinsip dasar dalam ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan mental, serta mempergunakan nikmat Allah SWT dengan baik.
Dalam Islam, menjaga kesehatan tubuh dianggap sebagai bagian dari ibadah dan juga sebagai upaya untuk memperkuat fisik dan mental guna menjalankan aktivitas lainnya dengan lebih baik dan maksimal serta membantu menumbuhkan disiplin, rasa tanggung jawab, dan kepedulian terhadap makhluk hidup lain. Sebagai hewan yang dianggap mulia dalam Islam, kuda dianggap sebagai makhluk yang perlu dirawat dan diperlakukan dengan baik.
Oleh karena itu, olahraga berkuda dapat menjadi
sarana untuk belajar memperhatikan dan merawat makhluk hidup lain, serta
menumbuhkan rasa empati dan kepedulian. Islam menekankan pentingnya menjaga
keseimbangan dalam hidup, termasuk dalam hal makan, minum, dan berolahraga.
Olahraga berkuda menjadi salah satu pilihan olahraga yang membantu menjaga
keseimbangan bagian dari praktik keagamaan dalam Islam melalui penekanan pada
pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan mental, serta mempergunakan nikmat Allah
SWT dengan baik, yang merupakan prinsip-prinsip dasar dalam ajaran Islam.
Kegiatan berkuda belakangan jadi tren tersendri setelah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengajak Gibran Rakabuming Raka melakoni hobinya tersebut. Tapi selain sebagai hobi, apa sih manfaat berkuda dan sejarahnya?
Olahraga ini ternyata tidak hanya menyehatkan otot tubuh dan melatih kesabaran saja, bahkan dalam ajaran agama Islam, olahraga berkuda sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad dan termasuk sebagai sunnah.
Bahkan ada yang menyebutkan jika olahraga berkuda bisa digunakan
sebagai therapy bagi penyandang Autis.
Berikut adalah beragam manfaat berkuda:
1. Dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagi sunnah
Selain mendapatkan banyak pahala, ada manfaat lainnya dari olahraga berkuda diantaranya:
- Meningkatkan kekuatan otot
- Meningkatkan akselarasi refleksi tubuh
- Menstimulasi integrasi sensor
- Melatih daya penglihatan
- Meningkatkan kedispilinan, rasa sabar dan tanggung jawab
- Melatih konsentrasi
- Melarih emosi
- Melatih rasa peka terhadap hewan
2. Olahraga berkuda bisa dijadikan terapi Autis
Selain dimanfaatkan untuk mengolah fisik
terutama bagian otot, olahraga berkuda juga bisa bermanfaat untuk kesehatan
mental.
Terutama bagi seseorang yang hidup dengan Autis atau gangguan otak
penyebab sulit bersosial. Kegiatan olahraga berkuda bisa dijadikan sebagai
pengobatan alternatif seperti terapi.
“Untuk alternatif bagi autis itu bisa
diterapi dengan berkuda, terus sehat di badan. Yang terpenting adalah
berkuda merupakan salah satu sunnah rasul,” tuturnya.
3. Berkomunikasi
diatas kuda membawa pesan damai
Dalam salah satu hadis riwayat Imam Bukhari RA, Nabi Muhammad SAW,
menganjurkan para sahabatnya termasuk seluruh umat Islam yang mengikuti
sunnahnya, agar mampu menguasai bidang-bidang olah raga, terutama berkuda,
berenang, dan memanah.
Rasulullah SAW menganjurkan umat
Islam menguasai olahraga berkuda, memanah, dan berenang, karena terinspirasi
peperangan Romawi-Persia, yang notabene hanya mengandalkan kekuatan otot
perorangan belaka.
Saat itu, Nabi Muhammad SAW berpikir lebih maju, ia berfikir bahwa
peperangan Romawi-Persia kurang diimbangi kecerdasan otak yang membentuk kerja
sama tim.
Ketiga olahraga yang
dianjurkan Nabi Muhammad SAW ini mengandung aspek kesehatan, keterampilan,
kecermatan, sportivitas, dan kompetisi. Olahraga ini memerlukan kekuatan fisik
dan intelektualitas yang tinggi.
Dalam Alquran surat Al-Aadiyaat ayat 1-4 juga tercantum kisah
tentang `heroisme’ kuda-kuda yang berlari kencang dalam kecamuk peperangan.
”Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah. Dan kuda yang
mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya). Dan kuda yang menyerang dengan
tiba-tiba di waktu pagi. Maka, ia menerbangkan debu dan menyerbu ke tengah
kumpulan musuh.”
Pada zaman Nabi Muhammad SAW
terjadi sejumlah perang besar melawan kaum musyrikin dan kafirin. Saat itu,
terjadi adu kepandaian berkelahi orang per orang, baik menggunakan tangan
kosong, maupun menggunakan senjata seperti pedang atau tombak.
Misalnya Perang Badar dalam bahasa
Arab disebut ghazawat badr yang merupakan pertempuran besar pertama antara umat
Islam melawan musuh-musuhnya. Perang ini terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau
17 Ramadhan 2 Hijriyah.
Pasukan kecil kaum Muslim yang
hanya berkekuatan sebanyak 313 orang ini, bertempur menghadapi pasukan Quraisy
dari Makkah yang berjumlah 1.000 orang.
Mereka berhasil mengalahkan para
musyrikin Quraisy. Kemenangan kaum Muslimin dalam perang Badar ini tercantum
dalam Alquran, surat Al Anfal ayat 1-10.
Setelah perang Badar, kekuatan
militer umat Islam mulai terorganisasi. Ada pasukan berkuda (kavaleri) dan
pasukan pemanah (artileri), serta pasukan darat (infanteri).
Kala itu, kondisi fisik mereka
harus benar-benar terjaga, walaupun dalam keadaan aman mereka menjalankan
profesi lain, seperti berdagang, mengajar, bertukang, dan sebagainya. Tapi
ketika ada mobilisasi untuk menghadapi serangan atau harus menyerang, fisik dan
mental mereka sangat siap.
Pasukan Islam mengalami prestasi
gemilang dalam berperang sambil menjalankan ibadah puasa, selain perang Badar,
adalah "Futuh Mekah". Penaklukan Kota Makkah pada tahun 8 Hijriyah
sekitar tahun 630 M.
Umat Islam yang sedang berpuasa
saat itu, dipimpin langsung Nabi Muhammad SAW, berhasil merebut Kota Makkah
dari kekuasaan kafir Quraisy.
Berkat kemenangan itulah, umat
Islam yang dulu harus hijrah ke Madinah selama delapan tahun, dapat kembali ke
tanah kelahirannya dengan penuh kebanggaan dan kegembiraan.
Sumber: Dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar